SEPUTAR DESAIN GRAFIS
Seni Grafis
Seni Grafis termasuk salah satu kegiatan
seni rupa yang diwujudkan dalam bentuk dwimatra dan dilaksanakan dengan
menggunakan bermacam medium, proses dan teknik cetak. Karya seni grafis
merupakan karya yang dihasilkan melalui proses cetak yang berlandaskan pada
empat prinsip teknik cetak, yaitu : cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar dan
cetak saring. Mengingat seniman grafis akan akan terlibat dalam semua proses dari
teknik tersebut, maka ia harus dapat menggarap medium cetak yang terdiri dari
bermacam-macam bahan seperti kayu,
logam, batu dan bahan-bahan lain. Pada bahan-bahan itulah ia melahirkan gagasan-gagasannya atau
“bertualang” dalam menemukan persoalan-persoalan yang baru. Tanpa kehilangan
nilai seninya, seni grafis dikerjakan melalui proses cetak yang dapat dibuat
berulang-ulang sampai batas yang ditentukan. Maka terciptalah karya yang
berlipat ganda. Penciptaan karya seperi itu merupakan “keistimewaan” pada
penciptaan karya seni grafis. Sifat lipat ganda inilah yang memudahkan
penyebaran karya kepada para peminat
secara meluas. Hal ini juga yang menandai bahwa seni grafis mempunyai aspek
sosial. Dengan berpegang kepada aspek sosial itu, maka suatu prospek yang cerah
bagi perkembangan seni grafis Indonesia
(Sumber : http://www.art.itb.ac.id/?page_id=96)
Formula “AIDCA” Dalam Deskomvis Periklanan
ATTENTION
Berbagai macam warna yang “dikotak-kotakkan”, sehingga sang kreator iklan menuju sasaran langsung ke mata para penikmat iklan, diharapkan dengan teknik variasi warna tersebut para penikmat iklan akan berusaha membaca apa yang diinformasikan di dalam iklan tersebut.
Berbagai macam warna yang “dikotak-kotakkan”, sehingga sang kreator iklan menuju sasaran langsung ke mata para penikmat iklan, diharapkan dengan teknik variasi warna tersebut para penikmat iklan akan berusaha membaca apa yang diinformasikan di dalam iklan tersebut.
INTEREST
Penyusunan tata letak huruf dan juga komposisi warna yang serasi akan memikat para pembaca iklan tersebut.
Penyusunan tata letak huruf dan juga komposisi warna yang serasi akan memikat para pembaca iklan tersebut.
DESIRE
Setelah membaca beberapa penjelasan dari iklan tersebut mampu menciptakan sebuah hasrat untuk membeli dan membuktikan sendiri produk tersebut.
Setelah membaca beberapa penjelasan dari iklan tersebut mampu menciptakan sebuah hasrat untuk membeli dan membuktikan sendiri produk tersebut.
CONVICTION
Keyakinan dapat timbul setelah mata para penikmat iklan disuguhi beberapa contoh gambar bangunan yang diberi warna sangat indah. Mengapa tidak kita mencobanya ?
Keyakinan dapat timbul setelah mata para penikmat iklan disuguhi beberapa contoh gambar bangunan yang diberi warna sangat indah. Mengapa tidak kita mencobanya ?
ACTION
Setelah konsumen yakin dengan penjelasan informasi di dalam iklan tersebut, penikmat iklan akan segera membeli produk yang ditawarkan, serta mencobanya sendiri.
Setelah konsumen yakin dengan penjelasan informasi di dalam iklan tersebut, penikmat iklan akan segera membeli produk yang ditawarkan, serta mencobanya sendiri.
Sumber :Edy Jogatama, Staff Pengajar FISIP D3 Deskomvis UNS)
Fontasi Desain Grafis
Salah satu elemen yang penting dalam desain grafis adalah fontasi.
Pemilihan font menjadi sangat penting, karena bisa mewakili isi yang akan
disampaikan oleh pemberi pesan. Dengan font tersebut desainer dapat menuangkan
pesan yang ingin disampaikan. Agar pesan dapat lebih efektif ditangkap oleh pembaca, maka perlu
diperhatikan pemilihan jenis font yang tepat dengan pertimbangan isi pesan yang
akan disampaikan. Tersedia banyak sekali font yang bisa kita pilih untuk
mewakili karakter pesan, antara lain kita dapat mengunjungi alamat website berikut ini :
http://www.downloadfreefonts.com/
(Sumber : http://members.fortunecity.com/)
Pengertian Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa.
Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti
dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai
kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam
kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran
sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang,
termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada
pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan
ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang
bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan
Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada
terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau
craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu;
adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau
kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu.
Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l'arte
(Italia), l'art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan
dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya
yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman
menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal
dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman
juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga
dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun
demikian die Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Yunani yang dipandang sebagai sumber kebudayaan
Eropa walaupun sejak awal sejarahnya sudah mengenal filsafat dan juga fisafat
seni, ternyata tidak juga memiliki kata yang dapat disejajarkan dengan
pengertian kita sekarang tentang seni. Istilah yang paling dekat dengan
pengertian itu ialah ?hne??ng sekarang kita kenal memiliki hubungan langsung
dengan perkataan ?nik??
Pengertian
Dasar Tentang Lingkup Senirupa
Kata
seni yang bersumber dari bahasa asing itu menekankan arti pada hasil aktivitas
seniman. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistik yang meliputi seni
suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitasnya. Media dalam
hal ini mempunyai arti sarana yang menentukan batasan-batasan dari lingkup seni
tersebut. Media sebagai sarana aktivitas seni dapat menghasilkan karya seni
setelah melalui proses penciptaan seniman berdasarkan pertimbangan artistik
(nilai artistik). Jadi karya seni sesuai dengan media yang dipakai meliputi
jenisnya; antaranya senirupa (visual art).
Pengertian dasar tentang lingkup
senirupa (visual art) sesuai dengan media aktivitas:
Seni
Murni:
Seni
Lukis
Seni
Patung
Seni
Grafis
Disain:
Disain
Grafis (Komunikasi Visual)
Disain
Interior
Disain
Produk (Disain Industri)
Kria:
Kria
Tekstil
Kria
Kayu
Kria
Keramik
Kria
Gelas, dll.
Pada masa lampau tidak ada
perbedaan yang tegas antara seniman dan kriawan, antara artists dan craftsman.
Charles Batteaux (1713-1780) membedakan seni menjadi dua, yaitu: Seni murni
(fine art/ pure art)
Seni
terapan (useful art/ applied art)
Dengan timbulnya istilah seni
murni (fine art) dalam abad 18 mulailah terjadi perbedaan yang mendasar tentang
seni murni dan seni pakai.
Seni berkembang terus, dan pada
abad 19 ada usaha untuk menyatukan kembali antara seni dan kria, dalam sejarah
senirupa, kita mengenal lahirnya Werkstatte di Austria dan Bauhaus di Jerman
merupakan suatu usaha untuk menyatukan kembali seni murni dan seni pakai.
Lahirlah istilah yang kita kenal sekarang dengan sebutan disain industri.
Namun demikian, perkembangan
senirupa sejak tahun 60an sampai sekarang telah menunjukkan suatu perkembangan
yang berbaur dengan berbagai disiplin seni, seperti munculnya seni Happening,
seni Instalasi, Multimedia dan lain-lain, juga batasan antara seni kria yang
betul-betul memiliki kemahiran teknik (buatan tangan) dengan campuran yang
menggunakan alat industri, juga perkembangan teknologi fotografi yang demikian
maju.
(Sumber : http://members.fortunecity.com/)
Dasar-Dasar Warna dalam Tata Rupa dan Desain
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat
cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari
pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat
diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang
tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan
bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
Cahaya yang dapat
ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer.
Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca
menjadi warna-warna
pelangi yang disebut spektrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna
ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu
/violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan
sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang / sinar inframerah,
gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang
banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.
Proses terlihatnya
warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda
tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna.
Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah
dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda
tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih
karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi.
Sebagai bagian dari
elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas
dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan
corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.
Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam
simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut .
Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman,
warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning
untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata
pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.
Kemampuan warna
menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis
diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna
itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi
kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan
suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari pemahaman
diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata
ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan
turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan
potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :
- Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
- Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
- Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
- Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
- Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
- Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
- Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dari sekian banyak
warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem
warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi : Hue,
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti
merah, biru, hijau dsb. Value, adalah dimensi kedua atau
mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih
hingga hitam. Intensity, seringkali disebut dengan chroma,
adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain Prang System
terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System,
Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color
System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.
Diantara bermacam
sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual
cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi
Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam
industri media visual elektronika.
(Sumber : Dasar-Dasar
Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005)